Pernah tau / mendengar kain lurik? Nah ini contoh kainnya..
|
motif kain lurik |
Kain lurik punya ciri khas dengan garis-garisnya atau biasa disebut orang jawa lorek-lorek. Kain ini merupakan warisan tradisional jawa khususnnya jawa tengah & Jogjakarta. Karena saya asli orang klaten jadi sudah sangat familiar dengan motif kainnya. Dulu kain lurik ini banyak digunakan masyarakat sebagai pakaian
sehari-hari. Untuk wanita biasanya dibuat kebaya, sedangkan untuk pria
biasanya hanya sebagai bahan baju pria seperti sorjan. Disisi lain kain lurik juga dibuat sebagai bahan selendang yang berfungsi untuk menggendong tenggok.
Selain untuk itu, lurik juga digunakan dalam upacara yang berkaitan
dengan kepercayaan misalanya seperti labuhan, mitoni, dll.
Prosesnya juga masih sangat tradisonal atau biasa disebut ATBM ( Alat tenun bukan mesin )
|
Menenun kain lurik dengan ATBM |
|
|
Proses pertama adalah pencelupan warna
Tidak seperti batik
yang menggunakan cara “menggambar “pada selembar kain jadi, pembuatan
lurik adalah dengan menenun benang mnejadi selembar kain. Dengan motif
yang dirancang sejak dari pencelupan warna benang sesuai dengan yang
diinginkan.
Proses kedua adalah Kelos dan palet ( memintal )
Untuk
memudahkan dalam menata benang, setelah dicelup, benang dijemur hingga
kering. setelahnya, benang dipintal dalam gulungan-gulungan kecil yang
disebut kelos atau palet
Proses ketiga adalah Sekir (menata benang menjadi motif)Proses
ini adalah proses paling rumit, karena seorang penyekir harus menata
benang-benang tipis sejumlah 2100 helai benang untuk menghasilkan satu
motif tertentu kain lurik selebar 70 cm. tiap-tiap motif memiliki
rumus yang berbeda. padahal motif kain lurik sendiri berjumlah
puluhan. baik motif klasik maupun motif kontemporer.
Proses keempat adalah Nyucuk (memindahkan desain motif ke alat tenun)
Setelah
motif dasar ditata di alat sekir, makan kemudian dipindahkan ke alat
tenunan. kembali ke-2100 helai benang tadi ditata, dimasukkan satu
persatu ke alat serupa sisir di alat tenun. Pada bagian ini, harus
dilakukan oleh dua orang, yang satu memilah benang satu persatu dan
menyerahkannya kepada partnernya, sedangkan partner satunya menerima dan
memasangkan pada alat tenunnya.
Proses kelima adalah menenun
Setelah empat proses yang
mendahuluinya, akhirnya benang-benang itu siap untuk ditenun. dan
tentunya dengan menggunakan alat tenun manual atau yang dikenal dengan
ATBM, Alat Tenun Bukan Mesin
Dan akhirnya, kain-kain lurik indah penuh maknapun siap digunakan. ( from house of LAWE)
Melihat prosesnya sangat rumit ya:) tapi hasilnya bisa diacungin jempol deh..
Beberapa waktu yang lalu saya sempat buat pouch serbaguna, dan minat customer sangat baik dengan bahan kainnya dan langsung laku semua untuk produk lurik ini, Alhamdulilah..
InsyaAllah nanti kalau pulang dan keSolo pingin beli lagi kainnya